Sabung Ayam – Permainan Tradisional di Indonesia
Sabung ayam, bentuk hiburan populer yang sudah lama ada, diselenggarakan selama festival tradisional di seluruh Indonesia. Sabung ayam, yang merupakan permainan populer yang menarik sebagian besar pria, merupakan hiburan dan konfrontasi. Permainan ini telah dimainkan secara luas sepanjang sejarah Indonesia sejak zaman Dinasti Ly (pada abad ke-11).
Cara Melatih Ayam untuk Sabung Ayam
Budidaya ayam jantan untuk sabung ayam membutuhkan investasi besar dalam waktu dan tenaga. Pelatih profesional memilih ayam muda dengan hati-hati, menyiapkan makanan dan minuman mereka secara individual, memandikan mereka, memisahkan mereka dari ayam, dan melatih mereka dalam posisi bertarung.
Ayam aduan harus begitu mengenal pemiliknya sehingga hanya pemiliknya yang boleh memegangnya. Ayam aduan, yang berasal dari tiga spesies utama, dalam bahasa sehari-hari disebut “ayam keramat” atau “ayam jago tempur”.
Ayam jantan hitam dengan sisir merah dan leher panjang penuh stamina dan akan bertarung sampai akhir. Ayam jantan putih dengan kaki berwarna gading dan mata kuning bulat yang pemarah dan melakukan “pertempuran kilat”. Juga populer adalah “ayam lima warna” yang dilapisi bulu hitam, kuning, coklat, merah, dan biru kehitaman. Mereka bertarung dengan fleksibel dan sering kabur jika kalah.
Ciri-ciri Ayam Aduan
Ayam jantan harus memiliki kecenderungan alami untuk bertarung. Untuk jenis ayam yang paling agresif, agresi juga terjadi pada ayam dari 6 minggu. Ayam aduan dipilih dan dilatih untuk mengembangkan keuletan bertarungnya, baik kemampuan menahan rasa sakit maupun kemauan untuk mengalahkan lawan. Karakteristik ini bervariasi dari satu ras ke ras lainnya, dari satu strain ke strain lainnya, dan tentu saja dari satu individu ke individu lainnya.
Ayam Aduan Indonesia
Tergantung pada aturan yang digunakan di daerah, mereka dapat memiliki berat mulai dari 1 kg hingga 6 kg. Ada beberapa kelas berat yang ditunjukkan selama pertarungan di tepi velodrome: PR = Berat dekat di bawah 7 pound, P = Kecil, M = Sedang, ML = Sedang, G = Besar.
Pertandingan Adu Ayam
Pemiliknya menyiapkan gelanggang selebar 1,5 meter yang dipagari sekat bambu setinggi 20 cm. Penonton berdiri di luar layar. Hanya pemilik ayam aduan yang diperbolehkan masuk ke area tersebut untuk merawat hewannya. Ayam jantan kalah jika meninggalkan ring dua kali dan tidak kembali.
Adu Ayam di Indonesia
Sebelum sabung ayam dimulai, pemilik menyetujui persyaratan di antara mereka sendiri. Mereka membandingkan ukuran, berat, dan prestasi tempur ayam jantan mereka. Jika seekor ayam jantan memiliki taji yang lebih panjang, saingannya diperbolehkan memakai taji buatan. Setelah diskusi dan kesepakatan, pemilik membawa burung mereka ke dalam ring. Ayam disimpan di dua bagian terpisah dari cincin sampai sinyal diberikan untuk memulai pertarungan. Ayam biasanya mencoba beberapa tipuan percobaan untuk mengukur reaksi pesaing mereka sebelum memberikan pukulan mematikan: tendangan ganda ke tubuh lawan, memotong leher menggunakan taji, atau mematuk mata lawan.
Pertarungan Adu Ayam di Indonesia
Pertarungan berlanjut sampai satu burung dikalahkan. Kontestan mengatur waktu putaran dengan membakar dupa yang licin atau menguras kaleng air dengan lubang di dalamnya. Sabung ayam Indonesia memiliki dua bentuk kompensasi. Dalam satu versi, yang kalah membayar jumlah yang disepakati kepada pemenang; di sisi lain, yang kalah kehilangan uang dan burung yang kalah. Jumlah hadiah yang diterima pemenang memang kecil, namun kekaguman dan semangat ratusan penonton menjadi kebanggaan sang pemenang.